CATATAN KECIL
  • Feed RSS

Pages

8
Sejak lulus dari kampus tiga tahun yang lalu, sampai hari ini ijazah yang aku dapat belum juga bisa membawa Saya menjadi Orang yang bisa di banggakan oleh Ortu.

Saya selalu di bayang-bayangi oleh ucapan teman saya dulu yang mengatakan " Ijazah sarjana bukan suatu jaminan bahwa kelak kehidupan kita akan lebih baik"

Untuk sementara ini, itulah yang Saya rasakan, 3 tahun berlalu sejak Saya berhak menggunakan gelar dengan harapan bahwa akan ada yang lebih baik. namun kenyataan harapan itu belum juga datang.

Hal ini membuat Ortu kembali menawarkan pilihan, melanjutkan pendidikan Akta IV supaya bisa menjadi Guru, di satu sisi sebenarnya Saya tidak pernah berniat untuk menjadi Guru, hingga akhirnya ketika di tanya oleh Ortu apakah ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang Akta IV, tidak jarang Saya hanya diam, belum lagi Saya memang tidak punya kelebihan untuk mengalirkan Ilmu untuk orang lain, dan tentu saja menjadi Guru tantangannya tidak ringan.

Sementara disisilain penerimaan CPNS untuk formasi Guru porsinya jauh lebih banyak dibandingkan tenaga Teknis, maklum saja disiplin ilmu yang Saya anut memang bukan untuk menjadi Guru. Hal ini juga yang menjadikan persaingan untuk menjadi CPNS dari formasi Non Guru semakin ketat.

Sejak Tahun 2008 tak sekalipun Saya melewatkan kesempatan untuk ambil bagian di setiap seleksi CPNS, tetapi hasilnya tetap nihil, hal ini juga yang membuat Ortu tak henti-hentinya untuk selalu meminta Saya melanjutkan pendidikan Akta IV. Saya juga jadi bingung dengan kondisi yang seperti ini, sebab Saya tidak ingin menjadi Guru, yang Saya inginkan menjadi orang kantoran, Saya benar-benar berada di antara dua pilihan, melanjutkan pendidikan Akta IV atau tetap bertahan.
READ MORE - Aku Di Antara Dua Pilihan
Semalam dapat rezeki neh,,,sebenarnya niatnya cuma ingin membantu, kebetulan komputer teman lagi bermasalah, setelah beberapa menit mencari tahu dimana letak kesalahannya, akhirnya Saya bisa mengambil kesimpulan bahwa penyebab gagalnya windows melakukan booting ternyata di sebabkan oleh Virus.

Langkah selanjutnya adalah mencoba memulihkan Si windows yang lagi sakit menggunakan fungsi Safe mode, tetapi apa boleh buat memang sudah tidak bisa tertolong lagi, akhirnya Si windows XP sp2 pun harus tewas,,,hehehe,,,,artinya harus instal lagi dengan windows yang baru, masih windows XP tapi untuk kali ini Saya menggunakan windows XP sp3.

Setelah Windows selesai terinstal, lanjut lagi instal program pendukung yang lain, setelah semua beres, tiba saatnya Saya harus pulang kerumah karena sudah larut malam, terus teman Saya bertanya,,,,,berapa ongkosnya???,,,lho kok tanya ongkos,,,,,yah namanya juga teman masak sih harus bayar??.

Meskipun prinsip Ekonomi mengatakan "TEMAN TETAP TEMAN, TETAPI BISNIS TETAP JALAN", tetapi Saya tidak akan mau menerapkan prisip tersbut, akhirnya Saya tetap menolak untuk dibayar atas jasa Saya, ya sudah Saya pun di antar pulang kerumah, setibanya dirumah,,,,,,eh malah ngasih Saya Voucher pulsa Rp.50 rb, ya mau apa lagi sudah terlanjur ada dimeja Saya.

Kata teman Saya,,,,, ini voucher buat Internetan selama 2 minggu,  kebetulan teman Saya ini jual voucher pulsa dan kami pun sering main Internetan dengan paket Rp.50 rb,,,,ya seperti itulah kalau memang rejeki tidak akan kemana,,,,ditolak sekalipun kalo itu sudah menjadi ketentuan Atas_Nya pasti akan menjadi milik kita.
READ MORE - Voucher Pulsa Setelah Nginstal Komputer
Jauh dari Orang tua tentu sangat merepotkan, tetapi juga banyak hikmahnya,,,,sebab kita berlatih untuk hidup mandiri meskipun uang jajan dan uang makan tetap di subsidi oleh Ortu.

Mungkin itulah sedikit gambaran hidup di rumah kost, suka dan duka silih berganti, begitu juga yang saya alami selama menjadi anak kost dari tahun 2002 sampai 2007, dalam rangka menuntut ilmu dan ingin mewujudkan cita2 yang tertunda.

Hal ini  pernah Saya alami bersama teman, ketika kiraman uang telat, dimana pulsa yang Sepuluh Ribu Rupiah Saya jual dengan harga 8 Ribu Rupiah, mau apalagi hanya itu yang bisa kami lakukan untuk sekedar menyambung hidup, sebenarnya jauh hari sebelum uang saya habis, Saya sudah beritahu Ortu kalo uang saya beberapa hari lagi akan habis,,,sial ketika hari yang di janjikan Ortu untuk transfer uang, ternyata sistem pengiriman uang dari Bank yang bersangkutan lagi terganggu, akhirnya proses pengiriman uang menjadi batal, sebab malakukan kliring juga akan memakan waktu sekitar 3 hari baru bisa sampai kerekening Saya.

Apa boleh buat, Saya tidak punya pilihan selain menjual sisa pulsa yang masih ada, kebetulan kartu yang saya gunakan bisa melakukan transfer pulsa, mugkin Anda juga sudah tau caranya.

Dengan berkeliling sekitar rumah kost menawarkan pulsa,,,,awalnya pulsa tersebut saya tawarkan dengan harga yang sama, pulsa Rp.10.000 dengan harga Rp.10.000, tapi ternyata tawaran yang saya dapatkan sungguh menyedihkan, pulsaku yang Rp.10.000 ditawar dengan harga Rp.5000, tentu saja saya menolak sebab harga yang saya tawarkan sudah terbilang murah, akhirnya saya mendapatkan penawaran yang Saya pikir masih wajar dengan harga Rp.8000.

Dengan uang hasil menjual pulsa yang seharga Rp.8000, Saya sudah bisa kembali menyambung hidup, uang itu Saya gunakan untuk membeli 3 bungkus mie instant  plus rokok setengah bungkus, perjalanan hidup yang cukup berat hari itu bisa saya lewatkan dengan 3 bungkus mie instant  plus rokok setengah bungkus. lega rasanya.
READ MORE - Pulsa 10 Ribu Di Jual Dengan Harga 8 Ribu Rupiah
Sebelumnya Aku infokan dulu neh, bahwa cerita ini adalah kilas balik dari perjalanan Skripsi Saya pada tahun 2007, yang penuh dengan tantangan, Cerita ini buat Anak dan Istri Saya nantinya kalo udah nikah,,,,buat pembaca juga tentunya....

Tepat tanggal 1/1/2007 tahun baru tentunya, Saya kembali berkonsultasi kali ini membawa hasil penelitian, setelah proposal Selesai. Berhubung Saat itu Saya telah selesai Donor Darah, maka Hasil penelitian itu Langsung di Acc untuk lanjut ke pembimbing 1, dengan catatan ada beberapa yang harus di perbaiki, dan Ibu Dosen tersebut akan ke berangkat ke Makassar untuk berobat, sehingga ia memutuskan untuk langsung menandatangani Hasil Penelitian Saya.

Setelah kembali kerumah kost, tanpa pikir panjang langsung Saya edit kembali hasil penelitan yang minta di perbaiki, setelah selesai, sore harinya Saya ke rumah Dosen pembmbing 1, setelah tiba, Dosen tersebut juga tidak banyak bicara dan lansung di Acc untuk di uji.

Di seminar hasil penelitian ini, Saya kedodoran dengan pertanyaan-pertanyaan beberapa Dosen yang hadir sebagi penguji, tetapi semua pertanyaan tesebut bisa Saya jawab, ini akibat dari hasil penelitian Saya yang tidak banyak di koreksi oleh Dosen pembimbing 2, di seminar hasil baru ketahuan apa saja kekurangannya.

Lega rasanya, setelah seminar proposal selesai disusul seminar hasil penelitian yang berjalan sukses. Kini tinggal selangkah lagi proses perburuan dua huruf di belakang Nama.

Proposal Penelitian Saudara Bukan Judul Karya Tulis Ilmiah
Ini cerita tentang teman saya yang Saya bantu proses pengetikan proposalnya, setelah proposalnya Selesai dia pun segera konsultasi ke Dosen pembimbing 2, prosesnya tidak lama untuk lanjut ke pembimbing 1, tidak seperti Saya yang berliku-liku, setelah Acc ke pembimbing 1, inilah saatnya teman Saya mendapatkan pelajaran yang berharga dan tidak akan pernah ia lupakan.

Setelah proposalnya di periksa oleh Dosen pembimbing 1 yang kebetulan Guru Besar alias Professor, di sampul proposalnya tertulis ”Proposal Penelitian Saudara Bukan Judul Karya Tulis Ilmiah, konsultasikan dengan Saya”, maklum si Professor ini tidak pernah menemui Mahasiswa bimbingannya, semuanya di titip sama pembantu dengan alasan Professor itu orannya super sibuk.

Besoknya berangkat lagi, saat itu kami berdua memperkirakan tiba di rumah Prof setelah magrib, teman Saya ini minta diantar, okelah Saya antar dia kerumah Prof, benar sekali kami tiba tepat waktu seperti yang di rencanakan sebelumnya, Saya hanya menunggu diluar, kebetulan waktu itu Prof mau pergi dan sudah bersiap-siap, karena mungkin teman Saya penasaran dengan pesan Prof pada sampul Proposal yang bertuliskan “konsultasikan dengan Saya”, teman Saya bertanya, bagaimana dengan proposal Saya?,  tetapi jawaban Prof seperti ini, Saya mau keluar sedang ada perlu, teman Saya ini ngotot, lalu ia pun menjawab, Prof  katanya mau di konsultasikan. Waktu itu Prof marah besar, mungkin karena merasa kepergiannya jadi terhalang oleh kedatangan teman Saya, akhirnya Prof jadi marah, sambil proposal teman Saya dilempar ke lantai, Professor bilangnya, Saya kan sudah bilang Saya mau keluar, sudah besok saja.

Teman Saya pun keluar dengan wajah lesu dan sepertinya sudah hilang harapan dengan kejadian tersebut, entahlah mungkin Professor sedang menguji kesabaran teman Saya, hingga Proposal itu dilempar kelantai.
READ MORE - Hasil Penelitianku Di Acc Ketika Adam Air Menghilang
Lanjut dari Cerita Sebelumnya: Tetangga Di Rumah Kost Membantu Proses Penyelesaian Skripsi Saya

Setelah beberapa lama, Si Bapak tetangga Saya keluar, Saya pun bertanya-tanya dalam hati apa kira-kira yang terjadi, setelah Si Bapak menghampiri Saya, Saya pun di tanya, golongan darah kamu apa? Saya jawab golongan darah Saya B, Babak Onal pun tersenyum, cocok sekali katanya, golongan darahmu adalah golongan darah yang di butuhkan, kebetulan keluarga dari suami Ibu Dosen ada yang sakit dan butuh transfusi darah. Darah yang dibutuhkan saat itu lumyan banyak, sekitar 4 kantong darah.

Tidak lama kemudian kami pun berangkat kerumah sakit untuk melihat kondisi dari keluarga suami Ibu Dosen, kami bertiga berangkat, Saya, Bapak Onal dan Suami Ibu Dosen, setelah tiba di rumah sakit, kami langsung menuju ke ruang perawatan, dan ternyata keluarga dari suami Ibu Dosen yang sakit adalah seorang perempuan, lebih tepatnya Ibu-ibu, wajah dari Ibu tersebut sangat pucat, menandakan si ibu memang butuh transfusi darah.

Setelah itu kami pun memutuskan untuk pulang kerumah, sebelum pulang, suami Ibu Dosen minta nomor hp Saya, katanya biar mudah di hubungi kalau sewaktu-waktu darah tersebut di butuhkan.
Kira-kira jam 2 malam hp Saya berdering, waktu itu Saya memang belum tidur karena sementara mengetik proposal teman Saya, setelah Saya angkat ternyata suara dibalik telepon adalah suami si Ibu Dosen yang menanyakan kesiapan Saya untuk Donor malam itu juga, Saya pun dengan sigap mengatakan Siap, lalu Suami Ibu Dosen mengatakan, Saya tunggu Dirumah, Karena sudah kelewat malam Taxi pun menjadi pilihan Saya untuk ke rumah Dosen.

Sambil menunggu Taxi, Hp Saya kembali berdering, ternyata Suani si Ibu Dosen yang mengatakan Donornya nanti besok pagi jam 7. Malam itu Saya memutuskan untuk tidak tidur, takut bangunnya kesiangan, padahal untuk Donor Darah Saya harusnya istirahat yang cukup. Setelah pagi Saya pun sarapan sebelum ke rumah Ibu Dosen, setelah tiba Saya ketemu Suami Ibu Dosen, berkali-kali suami Ibu Dosen menanyakan kesiapan Saya untuk Donor Darah, maklum seumur hidup baru kali ini Saya donor darah.

Berangkat Ke Rumah Sakit PMI
Kami pun berangkat denga menggunakan sepeda motor, Saya di bonceng oleh suami Ibu Dosen, setelah tiba di RS PMI ternyata petungas yang melayani untuk Donor Darah belum datang, tetapi suami si Ibu Dosen sudah memberi tahukan petugas yang lain bahwa Saya yang akan donor darah. Suami Ibu Dosen memutuskan untuk meninggalkan Saya di RS PMI, katanya ada perlu dan akan mengantar Ibu Dosen, nanti akan ada yang datang menunggui Kamu di sini katanya, suami Ibu Dosen pun pergi.

Setelah beberapa lama kemudian, petugas Donor sudah datang, Saya pun di panggil untuk periksa darah sambil mengisi data Administrasi, sebenarnya Saya punya kartu golongan darah yang menunjukkan bahwa Saya bergolongan darah B.

Darah Saya pun di periksa, dengan sedikit irisan kecil di ujung jari tengah Saya kalau tidak salah, darah yang keluar di teteskan kedalam sebuah wadah yang berisi cairan , entah cairan apa Saya juga tidak tahu, setelah darah Saya berada pada cairan tersebut, darah Saya tenggelam atau larut, Saya pun ragu, pikiran Saya saat itu mungkin darah Saya tidak bisa di donorkan sebab darah Saya tenggelam di cairan resebut, maklum Saya sering Miras.

Tidak lama kemudian, petugas yang memeriksa darah Saya mengatakan silahkan masuk ke ruang Donor, Saya pun bersyukur bisa mendonorkan darah Saya.

Proses Donor Darah Berlangsung
Setelah Saya berada di Ruang donor, prosesnya pun dimulai, jarum yang lumayan gede mulai membus lengan sebelah kanan Saya Sambil pengukur tekanan darah melingkar di lengan Saya, perlahan tapi pasti, Saya pun merasakan darah Saya mengalir keluar melalui selang kecil, mengisi katong darah yang juga tidak jauh dari Saya, terasa geli sambil degup jantung saya tidak beraturan.

Prosesnya tidak berlangsung lama, kira-kira kurang lebih 25 menit, setelah selesai Saya pun tidak langsung bangun, saya di biarkan beberapa menit. Perasaan Saya mulai tidak enak ketika Saya melihat kantog darah yang berisi darah Saya di bawa oleh petugas donor ke ruang pendingin. Setelah itu Saya di suruh bangun, lalu Saya di tunjukkan sebuah meja plus kursi, di meja itu ada segelas susu dan obat sudah menanti Saya. Setelah duduk perasaan mual dan pusing mulai bertambah, Saya memutuskan untuk berdiri sambil berjalan di dalam ruangan Donor Darah, ternyata rasa pusing itu tidak kunjung hilang, Saya pun kembali duduk, mata Saya mulai berkunang-kunang plus keringat dingin, Susu dan obat pun belum sempat Saya sentuh.

Kebetulan petugas donor tadi adalah seorang Cewek, Saya di tanya oleh petugas tadi, pusing? Karena malu-malu, Saya jawab tidak, rupanya si Cewek ini tau kalau Saya pusing, katanya tidak usah bohong, Saya pun disuruh baring di sebuah kursi yang agak panjang, lalu Saya di beri kapas yang sudah diberi Alkohol untuk Saya cium biar rasa pusingnya hilang, kata si Cewek memang biasanya begitu kalau baru pertama kali Donor.

Kebetulan AC ruang Donor lagi rusak, terpaksa si Cewek tadi yang kipas-kipas saya. Tidak lama kemudian Orang yang di maksud Suami si Ibu Dosen akan menunggui Saya sudah datang, dan persasaan Saya pun sudah lebih baik dari sebelumnya. Saya pun di antar pulang menggunakan Taxi, setibanya di rumah kost Saya pun turun, sempat Saya di sodorkan beberapa lembaran rupiah, entah berapa nilainya, Saya juga tidak tahu. Tetapi saya menolak dengan harapan di balik itu ada sesuatu yang mungkin bisa membantu Saya..
READ MORE - Skripsi Saya Meminta Tumbal Darah Manusia