Sejak lulus dari kampus tiga tahun yang lalu, sampai hari ini ijazah yang aku dapat belum juga bisa membawa Saya menjadi Orang yang bisa di banggakan oleh Ortu.
Saya selalu di bayang-bayangi oleh ucapan teman saya dulu yang mengatakan " Ijazah sarjana bukan suatu jaminan bahwa kelak kehidupan kita akan lebih baik"
Untuk sementara ini, itulah yang Saya rasakan, 3 tahun berlalu sejak Saya berhak menggunakan gelar dengan harapan bahwa akan ada yang lebih baik. namun kenyataan harapan itu belum juga datang.
Hal ini membuat Ortu kembali menawarkan pilihan, melanjutkan pendidikan Akta IV supaya bisa menjadi Guru, di satu sisi sebenarnya Saya tidak pernah berniat untuk menjadi Guru, hingga akhirnya ketika di tanya oleh Ortu apakah ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang Akta IV, tidak jarang Saya hanya diam, belum lagi Saya memang tidak punya kelebihan untuk mengalirkan Ilmu untuk orang lain, dan tentu saja menjadi Guru tantangannya tidak ringan.
Sementara disisilain penerimaan CPNS untuk formasi Guru porsinya jauh lebih banyak dibandingkan tenaga Teknis, maklum saja disiplin ilmu yang Saya anut memang bukan untuk menjadi Guru. Hal ini juga yang menjadikan persaingan untuk menjadi CPNS dari formasi Non Guru semakin ketat.
Sejak Tahun 2008 tak sekalipun Saya melewatkan kesempatan untuk ambil bagian di setiap seleksi CPNS, tetapi hasilnya tetap nihil, hal ini juga yang membuat Ortu tak henti-hentinya untuk selalu meminta Saya melanjutkan pendidikan Akta IV. Saya juga jadi bingung dengan kondisi yang seperti ini, sebab Saya tidak ingin menjadi Guru, yang Saya inginkan menjadi orang kantoran, Saya benar-benar berada di antara dua pilihan, melanjutkan pendidikan Akta IV atau tetap bertahan.
READ MORE - Aku Di Antara Dua Pilihan
Saya selalu di bayang-bayangi oleh ucapan teman saya dulu yang mengatakan " Ijazah sarjana bukan suatu jaminan bahwa kelak kehidupan kita akan lebih baik"
Untuk sementara ini, itulah yang Saya rasakan, 3 tahun berlalu sejak Saya berhak menggunakan gelar dengan harapan bahwa akan ada yang lebih baik. namun kenyataan harapan itu belum juga datang.
Hal ini membuat Ortu kembali menawarkan pilihan, melanjutkan pendidikan Akta IV supaya bisa menjadi Guru, di satu sisi sebenarnya Saya tidak pernah berniat untuk menjadi Guru, hingga akhirnya ketika di tanya oleh Ortu apakah ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang Akta IV, tidak jarang Saya hanya diam, belum lagi Saya memang tidak punya kelebihan untuk mengalirkan Ilmu untuk orang lain, dan tentu saja menjadi Guru tantangannya tidak ringan.
Sementara disisilain penerimaan CPNS untuk formasi Guru porsinya jauh lebih banyak dibandingkan tenaga Teknis, maklum saja disiplin ilmu yang Saya anut memang bukan untuk menjadi Guru. Hal ini juga yang menjadikan persaingan untuk menjadi CPNS dari formasi Non Guru semakin ketat.
Sejak Tahun 2008 tak sekalipun Saya melewatkan kesempatan untuk ambil bagian di setiap seleksi CPNS, tetapi hasilnya tetap nihil, hal ini juga yang membuat Ortu tak henti-hentinya untuk selalu meminta Saya melanjutkan pendidikan Akta IV. Saya juga jadi bingung dengan kondisi yang seperti ini, sebab Saya tidak ingin menjadi Guru, yang Saya inginkan menjadi orang kantoran, Saya benar-benar berada di antara dua pilihan, melanjutkan pendidikan Akta IV atau tetap bertahan.